Senin, 11 April 2011

waiting...

Tidak, aku memang sedang menunggu. Aku menuliskan sesuatu yang mungkin sedang terjadi ketika aku sedang menunggu. Sesuatu yang mungkin terlewati, yang terjadi tanpa kita ketahui. Itulah hakekat menunggu disini. Kita diam menanti, sedangkan waktu terus melangkah. Seandainya aku memiliki dua hati, kan kubiarkan satu hati menunggu disini, sedangkan hati yang lain pergi mencari keikhlasan abadi, namun rasanya tak sanggup untuk menjaga dua hati. Menjaga satu hati saja bagaikan menjaga angin tetap dalam pangkuan.

Aku sedang menunggu kekasihku. Ia kelak akan menemaniku memasuki pintu surga. Namun surga bukanlah tujuan utamaku. Tujuanku adalah keikhlasan dari Penciptaku

Seharusnya aku menyerahkan diri kepadaNya dan menerima hukumanNya
Tidak usah aku mencari cinta yang tak pasti kujaga. Seharusnya aku menunggu dan memutuskan, belum saatnya aku menjaga dan mempertahankan. Walaupun berulang kali telah aku rasakan pedih, seharusnya aku tidak mengulangi lara itu lagi.

Aku memulai mengubah setting otakku, mengubah haluan jiwaku dan menelusuri ulang jalan menuju pasrahMu yang seharusnya sejak dulu aku lewati. Aku benar-benar kecewa atasku yang lalu, aku dibutakan oleh nafsu duniawi yang setiap detik menghantuiku, memaksaku memilih jalan nikmat sesaat untuk terbuai dengan hal-hal yang membuatku nyaman, yang seharusnya mendekatinyapun adalah haram untukku. Dan datang saat aku lebih memilih berdiam diri dan menunggu. Menunggu atas yang terpilih dariNya.

Aku yakin atas yang terpilih. Dia lebih tau apa yang pas untuk menjadi imamku, yang dapat membimbingku menuju jalanNya. Dan yang harus kulakukan kini hanyalah menunggu. Bukanlah aksi penembakan ulang untuk kesekian kalinya pedih itu datang yang ku tunggu, melainkan pengkhitbahan yang mendebarkan oleh yang terpilih dariNya. Sambil memantabkan islam dan imanku, sampai saatnya nanti aku kan memutuskan untuk moment historis ini dan anggun dan pesonaku hanya kutampakkan pada pilihanNya kelak.

Lets sing together!!